Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Sabtu, 31 Mei 2014

"ALQUR`AN ITU SESUNGGUHNYA OBAT DARI SEGALA PENYAKIT DAN SOLUSI SEGALA MASALAH"


Oleh : Ust. Abu Karimah Askari bin Jamal Al-Bugisi Dan Von Edison Alouisci Bin.R.bany  Dahlan bin H.Mansyur






Al-’Allamah Abdurrahman As-Sa’di rahimahullahu berkata pula dalam menjelaskan ayat ini:

“Al-Qur`an mengandung penyembuh dan rahmat. Dan ini tidak berlaku untuk semua orang, namun hanya bagi kaum mukminin yang membenarkan ayat-ayat-Nya dan berilmu dengannya. Adapun orang-orang dzalim yang tidak membenarkan dan tidak mengamalkannya, maka ayat- ayat tersebut tidaklah menambah baginya kecuali kerugian."

Karena, hujjah telah ditegakkan kepadanya dengan ayat-ayat itu.


وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَلاَ يَزِيْدُ الظَّالِمِيْنَ إِلاَّ خَسَارًا


Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur`an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang dzalim selain kerugian.” (QS. Al-Isra`: 82)

Sabtu, 05 April 2014

Ketika Hamba-Mu Jatuh Cinta



Bismillahirrohmanirrohim....

KETIKA HAMBA_MU JATUH CINTA

Aku bukanlah seorang wanita yang pandai mengartikan teka-teki_Mu. Tapi bila memang ini benar maka biarkanlah aku menjaganya.
Kulangkahkan kaki ini menuju dirinya. Kutahan kan perasaan tak tentu ini dalam aral melintang di depanku. Kumantapkan hati ini dalam keluh kesah tuk berucap “Minal aidzin walfaizin, Mas”. Kataku lembut tak memandangnya. Mukaku memerah tak kala ada kecenderungan dalam diriku tuk menghindarinya. Semua pepohonan masih beku tanpa reaksi memandangi tingkahku yang tak mereka  mengerti. Sesaat aku terdiam kagum melihat jarak telapak tanganku yang hanya satu jengkal dengan tangannya. Haram baginya bersalaman dengan seorang akhwat. Mungkin, Begitu pemahamannya. Aku maklumi semua itu.
“De Uswah sekarang sekolah dimana?” ucapannya lirih agak malu denganku. “Anu, apa itu SMA 7 Mas Zhain.” Jawabku terpatah-patah padanya. Dalam ketidaktentuan perasaan ini aku memilih pergi meninggalkannya dengan menutupi semua bahasa kalbuku. “Mas, Uswah buat minum dulu di belakang. Permisi !” kataku asal saja. “De’Uswah nggak usah repot-repot Mas juga mau pamit dulu. Wassalam….” Katanya berlalu meninggalkanku.
Hidupku serasa berwarna-warni mengenalnya tak dapat kupungkiri bahwa semua itu salah. Mengenalnya waktu itu adalah anugrah terindah dalam hidupku. “Bukankah aku tidak salah mengenalnya?” ucapku polos pada-Mu.
***
Suara takbir tidak terdengar lagi seperti gemuruh suara takbir yang begitu merdu membuatku luluh tadi malam. Tapi kau pasti mendengar itu, Subhanallah ! Begitu merdunya amat lembut mengundang. Membuat semua orang tersanjung suara Muadzin itu, terlebih aku. “Gerangan suara siapa toh bu itu?” Tanyaku menaruh penasaran .”Lah, ibu ya ndak tau,” jawabnya. Terundang aku dihampirinya. Aku melangkah ringan menuju surau kecil di kampungku. Perlahan langkahku tertahan mengenali suara merdu itu. Aku semakin terpana.
Kuletakkan mukena dan sajadahku dibalik pembatas tirai putih. Saat aku bergegas melangkah berwudhu, Muadzin itu tepat dibelakangku tersenyum. Kampungku belu mengenal manajemen ikhwan akhwat yang baik dalam hijab berwudhu jadi saat itu tempat berwudhu masih satu tempat tanpa ada pembatas.  “Udah lama De….”katanya mengagetkanku. ”Belum,, Suara Mas Zhain merdu sekali,” kataku polos. Lagi-lagi dia hanya tersenyum memamerkan lesung pipitnya merespon pujianku. Tingkahku tak karuan saat itu. Aku berpaling menuju dalam surau kutenangkan fikiranku menunggu iqomah. Kumohon pada-Nya agar haluan hatiku labil saat melihatnya. Tak lupa beribu-ribu doa kupanjatkan.
***
Libur lebaran telah berlalu, hiruk pikuk arus balik mudik mulai memenuhi jalur-jalur jalan raya bagaikan ribuan pasukan semut menyebar mencari butiran gula. Dan dalam suasana pagi nun sejuk mentaripun masih malu-malu menyapa di ufuk timur sana. Ada rona bahagia, malu dan ah tak dapat digambarkan. Serangkaian bunga edelweiss menyambutnya mewakiliku. Kutundukan kepalaku. “Ada perlu apa Mas Zhain tumben pagi benar kemari?” ucapku kaku. “Oh, ini orang tua Mas ngadain syukuran dirumah. Kalau berkenan De Uswah dan keluarga diharapkan hadir,”jawabnya. “Oh, pasti. Pasti kami sekeluarga hadir, “kataku yakin.
Mas Zhain adalah anak tunggal guru ngaji kami di kampung Waringin. Keluarganya begitu ramah,sopan dan begitu menjunjung tinggi agama dan akhlaknya. Makanya tak heran bila orang-orang di kampung waringin begitu menghormatinya. Mas Zhain tumbuh menjadi ikhwan yang begitu shaleh, kepribadian dan bahkan menjadi idaman wanita di kampung Waringin. Setamatnya dari SMP dulu dia terpanggil sendiri untuk mendalami ilmu agamanya disalah satu pondok di Jawa Timur. Baginya menuntut ilmu boleh dimana saja yang penting dengan tujuan mencari ridha Allah SWT , begitu ungkapnya. Sekarang beliau tengah kuliah di salah satu Universitas Negeri jurusan Teknik Kimia di Bandung.
“Bu, Uswah cocok ndak pake baju ini?” tanyaku sambil berlenggang di depan kaca. “Apa ndak terlalu berlebihan toh, ndok?’ jawabnya mengecilkan hatiku. “Ndak lah Bu,” Jawabku cuek. Berkali-kali kubenarkan kerudung merah jambuku di depan kaca. Kukaitkan ujungnya ke belakang dengan bross putih kesayanganku.
***
Dalam mendung langit esok , aku tersipu malu menghadap-Mu. Berilah hamba-Mu ketenangan. Lama ku menunggu disitu. Namun tak ku dapat bayangan dirinya. “Mungkin sibuk” batinku. Kulirik lagi di setiap sudut rumahnya. Nihil tak membuah hasil. Satu jam lebih acara berlalu, suasana menjadi lengang saat sang guru ngaji kami di kampung Waringin, yang ku maksud Ayah Mas Zhain memberi sambutan.
“ Kami sangat berbahagia dan turut berterima kasih atas kehadiran Bapak, Ibu, saudara, saudari dan yang telah memberikan kesempatan memberi doa restu bagi putra kami Mohamad Zhain untuk dapat menuntut ilmu di negeri orang. Untuk itu kami mohon doa dan restu Bapak, Ibu, saudara, saudari sekaliyan agar putra kami selalu dalam lindunganya-Nya dalam menuntut ilmu nanti. Dan semoga Ridha-Nya selalu menyertainya. Aamiin.” begitu sambutanya.
Saat itu mas Zhain datang menghampiri kami semua. Dua koper dan satu tas kecil mengiringinya di belakang. Ku lihat dia bersujud di depan orang tuanya, memohon doa restu. Dia berjalan teriring doa dan bersalaman dengan semua tamu undanganya, kecuali kami kaum hawa yang bukan mahromnya. Dia hanya menyatukan kedua telapak tanganya lalu diacungkan sopan kepada kami. Taksi blue bird telah menantinya di ujung sana. Bersamaan dengan itu hatiku tak rela melepasnya. Tapi apa dayaku? Apa hak aku disitu. Aku hanyalah salah satu tamu undangan yang diharapkan doa restunya. Hatiku berkecamuk. Ada yang menggelora. Ingin menahan dan berteriak tapi rasa ini beku. Sebenarnya apa landasan tingkahku selama ini. Cinta? Aku pun tak tahu bagaimana pengertianya. Kupandangi langkahnya dalam menuju jalan-Mu. Dan mutiara mata ini menetes tak kupedulikan. Tak lebih 8m jarakku denganya. Dia melihatku. Benar-benar melihatku.
“Ya Rabbi, lindungilah ia. Jagalah dia. Tunjukanlah dia jalan yang benar-benar lurus kepada-Mu. Ridhailah tujuan yang baik itu. Dan bila memang benar ini yang Engkau maksud dengan cinta. Maka jagalah perasaan ini dan simpanlah rasa  ini rapat-rapat dalam sanubari. Sungguh hanya Engkaulah yang tahu. Dan biarkanlah dia merasakanya sendiri kelak, kalau aku benar-benar ingin memillikinya atas seizin-Mu,” doaku mengiringi kepergiannya dulu.
Dia hanya tersenyum mengangguk sembari tahu isi hatiku sambil berlalu meninggalkan kami semua.


                                                                                                                Kebumen, 22 Maret 2012

                                                                                                                (Nurul Ngaini Dihardjo)

Minggu, 05 Januari 2014

Puisi Cinta Banyolan

Dear Engkau Pendampingku,
Hello! Comments Pictures
Kita tahu
kita percaya
bahwa rasa itu tumbuh sekian lama
dan bernaung di dalam hati
menunggu detik agar mewujudkanya
menjadi kata, kalimat, lalu suara
Aku tak peduli
bila ruang harus menyekat cinta
dan aku mencoba menyeru kepada detik
agar temukan kita di ujung hari
Aku tidak peduli meski dibulan tak berbulan sekalipun
ruang masih saja menyekat cinta
dan aku masih saja mencoba menyeru kepada detik
agar temukan kita di serambi taman surga

Minggu, 15 Desember 2013

Miracle of Afirmation


Kamis, 03 Oktober 2013

Pengertian Nilai, Moral dan Norma



PENGERTIAN NILAI, MORAL DAN NORMA

Selama enam puluh enam tahun perjalanan bangsa, Pancasila telah mengalami berbagai batu ujian dan  dinamika  sejarah  sistem  politik,  sejak  jaman  demokrasi  parlementer,  era  demokrasi terpimpin,  era  demokrasi Pancasila, hingga demokrasi multipartai di era reformasi saat ini. Di setiap jaman, Pancasila  harus  melewati  alur  dialektika  peradaban  yang  menguji  ketangguhannya  sebagai  dasar  filosofis  bangsa  Indonesia yang terus berkembang dan tak pernah berhenti di satu titik terminal sejarah.

Di jaman sekarang ini Pancasila seperti tersandar di sebuah lorong sunyi, mengapa? Karena di tengah denyut kehidupan bangsa Indonesia  yang semakin hiruk-pikuk dengan demokrasi dan kebebasan berpolitik Pancasila seolah “lenyap” dari kehidupan kita.   Pertama, situasi dan lingkungan kehidupan bangsa yang telah berubah baik di tingkat domestik, regional  maupun global. Situasi dan lingkungan kehidupan bangsa pada tahun 1945, 66 tahun yang lalu telah  mengalami  perubahan  yang  amat  nyata  pada  saat  ini,  dan  akan  terus  berubah  pada  masa  yang  akan  datang.

Untuk itu kita perlu melakukan  reaktualisasi (membumikan kembali),  restorasi (mengembalikan) atau revitalisasi (proses, cara, dan perbuatan menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya kurang terberdaya) untuk itu memerlukan nilai-nilai  Pancasila  dalam  kehidupan bermasyarakat,  berbangsa  dan  bernegara,  terutama  dalam  rangka  menghadapi  berbagai  permasalahan  bangsa  masa  kini  dan  masa  datang dengan memerlukan solusi yang tepat, terencana  dan  terarah  dengan  menjadikan  nilai-nilai  Pancasila  sebagai  pemandu  arah  menuju  hari  esok  Indonesia  yang lebih baik.

1.      Nilai dan Nilai Dasar

Dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara, nilai pancasila merupakan standar hidup bangsa yang berideologi pancasila. Nilai ini sudah pernah dikemas dan disosialisasikan melalui P4 (Pedoman, Penghayatan, dan Pengamalan Pancasila). Kita hendaknya sadar bahwa secara historis, nilai pancasila digali dari puncak-puncak kebudayaan, nilai agama, dan adat istiadat bangsa Indonesia sendiri, bukan dikulak dari negara lain. Nilai ini sudah ada sejak bangsa Indonesia lahir. Oleh karena itu, sudah sepantasnya jika pancasila mendapat predikat sebagai jiwa bangsa.

Lalu apa nilai itu? Banyak tokoh mengemukakan definisi nilai menurut pendapat mereka masing-masing.
Menurut Dictionary dalam Winataputra (1989), nilai adalah harga atau kualitas sesuatu. Artinya, sesuatu dianggap memiliki nilai apabila sesuatu tersebut secara instrinsik memang berharga.
Menurut Purwodarminto nilai diartikan sebagai :
*      Harga dalam arti takaran, misal nilai intan
*      Harga sesuatu, misal uang
*      Angka kepandaian
*      Kadar, mutu
*      Sifat atau hal yang penting, misal nilai agama
Menurut Suyitno (1984 : 11-13), nilai merupakan sesuatu yang kita alami sebagai ajakan dari panggilan untuk dihadapi. Nilai mau dilaksanakan dan mendorong kita untuk bertindak. Nilai mengarahkan perhatian serta minat kita, menarik kita keluar dari kita sendiri ke arah apa yang bernilai.nilai berseru kepada tingkah laku dan membangkitkan keaktifan kita.
Pendapat lain menyatakan bahwa, nilai adanya ditentukan oleh subjek dan objek yang dinilai. Bagi aliran subyektivisme, adanya nilai tergantung pada subjek yang menilai. Sebaliknya aliran obyektivisme menyatakan bahwa adanya nilai terletak pada objek itu sendiri.


Nilai memiliki tingkatan tertentu, yaitu :
*      1.      Nilai dasar adalah nilai yang mendasari nilai instrumental, mendasari semua aktivitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang tercermin di dalam Pancasila yang secara eksplisit tertuang dalam UUD 1945. Nilai dasar sifatnya sangat fundamental.
*      2.      Nilai instrumental merupakan manivestasi dari nilai dasar, berupa pasal-pasal UUD 1945, perundang-undangan, ketetapan-ketetapan, dan peraturan-peraturan lainnya yang berfungsi menjadi pedoman, kaidah, petunjuk kepada masyarakat untuk mentaatinya.
*      3.      Nilai praksis merupakan penjabaran dari nilai instrumental dan berkaitan langsung dengan kehidupan nyata, yaitu suatu kehidupan yang penuh diwarnai oleh pertimbangan-pertimbangan tertentu yang sifatnya cenderung pada hal yang bermanfaat dan menguntungkan.

Menurut Prof. Dr. Notonegoro, nilai dibagi menjadi tiga yaitu :
*      Nilai material : nilai yang berguna bagi jasmani manusia.
Contoh nilai material : - makanan, minuman dan  pakaian
*      Nilai kerohanian : nilai yang berguna bagi rohani manusia.
Contoh nilai kerohanian :
- berdzikir, mengingat Allah
- membaca Al Qur'an
- sholat
Macam-macam nilai kerohanian:
a. Nilai kebenaran
b. Nilai keindahan (estetika)
c. Nilai kebaikan atau nilai moral (etika)
d. Nilai religius/ spiritual
*      Nilai vital : nilai yang berguna bagi manusia dalam melaksanakan aktivitas.
Contoh : Motor bagi tukang ojek
Sedangkan Menurut Walter G. Everett, nilai dibagi menjadi lima bagian sebagai berikut:
*      Nilai-nilai ekonomi (economic values) yaitu nilai-nilai yang berhubungan dengan sistem ekonomi. Hal ini berarti nilai-nilai tersebut mengikuti harga pasar.
*       Nilai-nilai rekreasi (recreation values) yaitu nilai-nilai permainan pada waktu senggang,sehingga memberikan sumbangan untuk menyejahterakan kehidupan maupun memberikan kesegaran jasmani dan rohani.
*       Nilai-nilai perserikatan (association values) yaitu nilai-nilai yang meliputi berbagai bentukperserikatan manusia dan persahabatan kehidupan keluarga, sampai dengan tingkat internasional.
*      Nilai-nilai kejasmanian (body values) yaitu nilai-nilai yang berhubungan dengan kondisi jasmani seseorang.
*      Nilai-nilai watak (character values) nilai yang meliputi semua tantangan, kesalahan pribadi dan sosial termasuk keadilan, kesediaan menolong, kesukaan pada kebenaran, dan kesediaan mengontrol diri.

Berdasarkan uraian di muka dapat disimpulkan bahwa pengertian dan makna nilai adalah suatu bobot/kualitas perbuatan kebaikan yang terdapat dalam berbagai hal yang dianggap sebagai sesesuatu yang berharga, berguna, dan memiliki manfaat. Dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila di mahasiswa Unnes, nilai sangat penting untuk ditanamkan karena nilai bermanfaat sebagai standar pegangan hidup. 

2.      Moral
Pengertian moral, menurut Suseno (1998) adalah ukuran baik-buruknya seseorang, baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat, dan warga negara. Sedangkan pendidikan moral adalah pendidikan untuk menjadaikan anak manusia bermoral dan manusiawi.

Sedangkan menurut Ouska dan Whellan (1997), moral adalah prinsip baik-buruk yang ada dan melekat dalam diri individu/seseorang. Walaupun moral itu berada dalam diri individu, tetapi moral berada dalam suatu sistem yang berwujut aturan. Moral dan moralitas memiliki sedikit perbedaan, karena moral adalah prinsip baik-buruk sedangkan moralitas merupakan kualitas pertimbangan baik-buruk. Dengan demikian, hakekat dan makna moralitas bisa dilihat dari cara individu yang memiliki moral dalam mematuhi maupun menjalankan aturan. 


Menurut Lickona ada tiga kerangka pikir moral yang dikenal dengan educating for charakter (1992) :

*      Konsep moral (moral knowing) mencakup kesadaran moral (moral awarness), pengetahuan nilai moral (knowing moral value), pandangan ke depan (perspective talking), penalaran moral (reasoning), pengambilan keputusan (decision making), dan pengetahuan diri (self knowledge).

*      Sikap moral (moral feeling) mencakup kata hati (conscience), rasa percaya diri (self esteem), empati (emphaty), cinta kebaikan (loving the good), pengendalian diri (self control), dan kerendahan hati (and huminity). 

*      Prilaku moral (moral behavior) mencakup kemampuan (compalance), kemauan (will) dan kebiasaan (habbit). 

Berdasarkan uraian di muka, dapat disimpulkan bahwa pengertian moral/ moralitas adalah suatu tuntutan prilaku yang baik yang dimiliki individu sebagai moralitas, yang tercermin dalam pemikiran/konsep, sikap, dan tingkah laku. Dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila, moral sangat penting untuk ditanamkan pada mahasiswa, karena proses pembelajaran Pancasila bertujuan untuk membentuk moral mahasiswa, yaitu moral yang sesuai dengan nilai falsafah hidupnya.

3.      Norma

Dari segi bahasa Norma berasal dari bahasa inggris yakni norm. Dalam kamus oxford norm berarti usual or expected way of behaving yaitu norma umum yang berisi bagaimana cara berprilaku.
Norma adalah patokan prilaku dalam satu kelompok tertentu, norma memungkinkan sesorang untuk menentukan terlebih dahulu bagaimana tindakannya itu akan dinilai oleh orang lain, norma juga merupakan kriteria bagi orang lain untuk mendukung atau menolak prilaku seseorang.
Norma juga merupakan sesuatu yang mengikat dalam sebuah kelompok masyarakat, yang pada keselanjutannya disebut norma sosial, karena menjaga hubungan dalam bermasyarakat. Norma pada dasarnya adalah bagian dari kebudayaan, karena awal dari sebuah budaya itu sendiri adalah intraksi antara manusia pada kelompok tertentu yang nantinya akan menghasilkan sesuatu yang disebut norma.
 Norma terdiri dari beberapa macam/jenis, antara lain yaitu :
*      Norma Agama
*      Norma Kesusilaan
*      Norma Kesopanan
*      Norma Kebiasaan (Habit)
*      Norma Hukum
Penjelasan dan Pengertian Masing-Masing Jenis/Macam Norma Yang Berlaku Dalam Masyarakat :
*      Norma Agama
Adalah suatu norma yang berdasarkan ajaran aqidah suatu agama. Norma ini bersifat mutlak yang mengharuskan ketaatan para penganutnya. Apabila seseorang tidak memiliki iman dan keyakinan yang kuat, orang tersebut cenderung melanggar norma-norma agama.
*      Norma Kesusilaan
Norma ini didasarkan pada hati nurani atau ahlak manusia. Melakukan pelecehan seksual adalah salah satu dari pelanggaran dari norma kesusilan.
*      Norma Kesopanan
Adalah norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku yang berlaku di masyrakat. Cara berpakaian dan bersikap adalah beberapa contoh dari norma kesopanan.
*      Norma Kebiasaan (Habit)
Norma ini merupakan hasil dari perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Orang-orang yang tidak melakukan norma ini dianggap aneh oleh anggota masyarakat yang lain. Kegiatan melakukan acara selamatan, kelahiran bayi dan mudik atau pulang kampung adalah contoh dari norma ini.


*      Norma Hukum
Adalah himpunan petunjuk hidup atau perintah dan larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat (negara). Sangsi norma hukum bersifat mengikat dan memaksa. Melanggar rambu-rambu lalulintas adalah salah satu contoh dari norma hukum.

Proses institualisasi norma.

Berbicara proses, institualisasi atau pengaturan norma dalam bentuk institusi sangatlah penting di lakukan, karena tanpa dukungan sebuah lembaga, norma seiring berjalan waktu bisa saja hilang karena di tinggalkan oleh manusianya.

Institualisasi dewasa ini begitu menjamur, karena terjadinya deikotomi antara satu kepercayaan dengan kepercayaan yang lain, dimana satu kepercayaan ingin mempertahankan loyalitasnya pada  masyarakat tanpa terganggu oleh eksistensi kepercayaan lain, sehingga jalur institusi sepertinya menjadi pilihan tepat bagi ajaran-ajaran kepercayaan yang ada. Hal ini terbukti dari semakin banyaknya perkumpulan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang terdaftar pada kantor direktorat pembinaan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Dari data di atas, dapat kita ambil persepsi, bahwa semakin hari di negara semakin banyak ajaran baru yang bermunculan yang diikuti tentunya dengan norma-norma yang baru, sehingga tidak menutup kemungkinan terjadi perseberangan pendapat antara golongan-golongan yang ada. Oleh sebab itu untuk menjaga kedamaian dalam hidup bernegara, negara penting untuk mengadakan pengkordinasian diantara kepercayaan agar bisa terjalin komunikasi antar golongan yang dengan hal itu akan mencegah terjadinya kesenjangan atau perdebatan yang tidak sehat antar golongan.

Namun akibat yang akan muncul dari sebuah institualisasi, akan tersingkirnya kesalehan simbolis dari kesalehan aktual. Kesalehan simbolis kemudian akan memisahkan diri dari kerangka sosial massa dan menjadi kesalehan individual, sementara kesalehan aktual menjadi kesalehan sosial-politik.

Proses internalisasi norma
Proses internalisasi dimaksudkan untuk menanamkan sesuatu atau ideologi pada sesorang atau kelompok untuk memantapkan ideologi yang ada guna membentuk insan yang mulia dan bertanggung jawab berdasarkan visi misi yang diemban.

Dalam menjalankan sebuah organisasi, internalisasi sangat di butuhkan karena akan memperkuat kader yang ada dan akan mampu mempertahankan organisasi dengan jiwa rasa memiliki pada organisasi itu sendiri. Di samping itu juga internalisasi penting dilakukan karena membantu untuk menyempurnakan pemahaman kader atas organisasi. Seorang ahli estetika mengatakan: “pemahaman yang setengah tentag sebuah budaya, akan menghilangkan nilai-nilai estetika pada budaya itu sendiri”. Dengan demikian proses internalisasi sangatlah di butuhkan lebih-lebih dalam tatanan norma yang menjadi pedoman hidup masyarakat.

Hikzzzz....