Sabtu, 31 Mei 2014
"ALQUR`AN ITU SESUNGGUHNYA OBAT DARI SEGALA PENYAKIT DAN SOLUSI SEGALA MASALAH"
Oleh : Ust. Abu Karimah Askari bin Jamal Al-Bugisi Dan Von Edison Alouisci Bin.R.bany Dahlan bin H.Mansyur
Al-’Allamah Abdurrahman As-Sa’di rahimahullahu berkata pula dalam menjelaskan ayat ini:
“Al-Qur`an mengandung penyembuh dan rahmat. Dan ini tidak berlaku untuk semua orang, namun hanya bagi kaum mukminin yang membenarkan ayat-ayat-Nya dan berilmu dengannya. Adapun orang-orang dzalim yang tidak membenarkan dan tidak mengamalkannya, maka ayat- ayat tersebut tidaklah menambah baginya kecuali kerugian."
Karena, hujjah telah ditegakkan kepadanya dengan ayat-ayat itu.
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَلاَ يَزِيْدُ الظَّالِمِيْنَ إِلاَّ خَسَارًا
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur`an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang dzalim selain kerugian.” (QS. Al-Isra`: 82)
Sabtu, 05 April 2014
Ketika Hamba-Mu Jatuh Cinta
Bismillahirrohmanirrohim....
KETIKA
HAMBA_MU JATUH CINTA
Aku bukanlah seorang wanita yang pandai mengartikan
teka-teki_Mu. Tapi bila memang ini benar maka biarkanlah aku menjaganya.
Kulangkahkan kaki ini menuju dirinya. Kutahan kan
perasaan tak tentu ini dalam aral melintang di depanku. Kumantapkan hati ini
dalam keluh kesah tuk berucap “Minal aidzin walfaizin, Mas”. Kataku lembut tak
memandangnya. Mukaku memerah tak kala ada kecenderungan dalam diriku tuk
menghindarinya. Semua pepohonan masih beku tanpa reaksi memandangi tingkahku
yang tak mereka mengerti. Sesaat aku
terdiam kagum melihat jarak telapak tanganku yang hanya satu jengkal dengan
tangannya. Haram baginya bersalaman dengan seorang akhwat. Mungkin, Begitu
pemahamannya. Aku maklumi semua itu.
“De Uswah sekarang sekolah dimana?” ucapannya lirih
agak malu denganku. “Anu, apa itu SMA 7 Mas Zhain.” Jawabku terpatah-patah
padanya. Dalam ketidaktentuan perasaan ini aku memilih pergi meninggalkannya
dengan menutupi semua bahasa kalbuku. “Mas, Uswah buat minum dulu di belakang.
Permisi !” kataku asal saja. “De’Uswah nggak usah repot-repot Mas juga mau
pamit dulu. Wassalam….” Katanya berlalu meninggalkanku.
Hidupku serasa berwarna-warni mengenalnya tak dapat
kupungkiri bahwa semua itu salah. Mengenalnya waktu itu adalah anugrah terindah
dalam hidupku. “Bukankah aku tidak salah mengenalnya?” ucapku polos pada-Mu.
***
Suara takbir tidak terdengar lagi seperti gemuruh
suara takbir yang begitu merdu membuatku luluh tadi malam. Tapi kau pasti
mendengar itu, Subhanallah ! Begitu merdunya amat lembut mengundang. Membuat
semua orang tersanjung suara Muadzin itu, terlebih aku. “Gerangan suara siapa
toh bu itu?” Tanyaku menaruh penasaran .”Lah, ibu ya ndak tau,” jawabnya.
Terundang aku dihampirinya. Aku melangkah ringan menuju surau kecil di
kampungku. Perlahan langkahku tertahan mengenali suara merdu itu. Aku semakin
terpana.
Kuletakkan mukena dan sajadahku dibalik pembatas tirai
putih. Saat aku bergegas melangkah berwudhu, Muadzin itu tepat dibelakangku
tersenyum. Kampungku belu mengenal manajemen ikhwan akhwat yang baik dalam
hijab berwudhu jadi saat itu tempat berwudhu masih satu tempat tanpa ada
pembatas. “Udah lama De….”katanya
mengagetkanku. ”Belum,, Suara Mas Zhain merdu sekali,” kataku polos. Lagi-lagi
dia hanya tersenyum memamerkan lesung pipitnya merespon pujianku. Tingkahku tak
karuan saat itu. Aku berpaling menuju dalam surau kutenangkan fikiranku
menunggu iqomah. Kumohon pada-Nya agar haluan hatiku labil saat melihatnya. Tak
lupa beribu-ribu doa kupanjatkan.
***
Libur lebaran telah berlalu, hiruk pikuk arus balik
mudik mulai memenuhi jalur-jalur jalan raya bagaikan ribuan pasukan semut
menyebar mencari butiran gula. Dan dalam suasana pagi nun sejuk mentaripun
masih malu-malu menyapa di ufuk timur sana. Ada rona bahagia, malu dan ah tak
dapat digambarkan. Serangkaian bunga edelweiss menyambutnya mewakiliku.
Kutundukan kepalaku. “Ada perlu apa Mas Zhain tumben pagi benar kemari?” ucapku
kaku. “Oh, ini orang tua Mas ngadain syukuran dirumah. Kalau berkenan De Uswah
dan keluarga diharapkan hadir,”jawabnya. “Oh, pasti. Pasti kami sekeluarga
hadir, “kataku yakin.
Mas Zhain adalah anak tunggal guru ngaji kami di
kampung Waringin. Keluarganya begitu ramah,sopan dan begitu menjunjung tinggi
agama dan akhlaknya. Makanya tak heran bila orang-orang di kampung waringin
begitu menghormatinya. Mas Zhain tumbuh menjadi ikhwan yang begitu shaleh, kepribadian
dan bahkan menjadi idaman wanita di kampung Waringin. Setamatnya dari SMP dulu
dia terpanggil sendiri untuk mendalami ilmu agamanya disalah satu pondok di
Jawa Timur. Baginya menuntut ilmu boleh dimana saja yang penting dengan tujuan
mencari ridha Allah SWT , begitu ungkapnya. Sekarang beliau tengah kuliah di
salah satu Universitas Negeri jurusan Teknik Kimia di Bandung.
“Bu, Uswah cocok ndak pake baju ini?” tanyaku sambil
berlenggang di depan kaca. “Apa ndak terlalu berlebihan toh, ndok?’ jawabnya
mengecilkan hatiku. “Ndak lah Bu,” Jawabku cuek. Berkali-kali kubenarkan
kerudung merah jambuku di depan kaca. Kukaitkan ujungnya ke belakang dengan
bross putih kesayanganku.
***
Dalam mendung langit esok , aku tersipu malu menghadap-Mu.
Berilah hamba-Mu ketenangan. Lama ku menunggu disitu. Namun tak ku dapat
bayangan dirinya. “Mungkin sibuk” batinku. Kulirik lagi di setiap sudut
rumahnya. Nihil tak membuah hasil. Satu jam lebih acara berlalu, suasana
menjadi lengang saat sang guru ngaji kami di kampung Waringin, yang ku maksud
Ayah Mas Zhain memberi sambutan.
“ Kami
sangat berbahagia dan turut berterima kasih atas kehadiran Bapak, Ibu, saudara,
saudari dan yang telah memberikan kesempatan memberi
doa restu bagi putra kami Mohamad
Zhain untuk dapat menuntut ilmu di negeri orang. Untuk itu kami mohon doa dan
restu Bapak, Ibu, saudara, saudari sekaliyan agar putra kami selalu dalam
lindunganya-Nya dalam menuntut ilmu nanti. Dan semoga Ridha-Nya selalu
menyertainya. Aamiin.” begitu sambutanya.
Saat itu mas Zhain datang menghampiri kami semua. Dua
koper dan satu tas kecil mengiringinya di belakang. Ku lihat dia bersujud di
depan orang tuanya, memohon doa restu. Dia berjalan teriring doa dan bersalaman
dengan semua tamu undanganya, kecuali kami kaum hawa yang bukan mahromnya. Dia
hanya menyatukan kedua telapak tanganya lalu diacungkan sopan kepada kami.
Taksi blue bird telah menantinya di ujung sana. Bersamaan dengan itu hatiku tak
rela melepasnya. Tapi apa dayaku? Apa hak aku disitu. Aku hanyalah salah satu
tamu undangan yang diharapkan doa restunya. Hatiku berkecamuk. Ada yang
menggelora. Ingin menahan dan berteriak tapi rasa ini beku. Sebenarnya apa
landasan tingkahku selama ini. Cinta? Aku pun tak tahu bagaimana pengertianya.
Kupandangi langkahnya dalam menuju jalan-Mu. Dan mutiara mata ini menetes tak
kupedulikan. Tak lebih 8m jarakku denganya. Dia melihatku. Benar-benar
melihatku.
“Ya Rabbi,
lindungilah ia. Jagalah dia. Tunjukanlah dia jalan yang benar-benar lurus
kepada-Mu. Ridhailah tujuan yang baik itu. Dan bila memang benar ini yang
Engkau maksud dengan cinta. Maka jagalah perasaan ini dan simpanlah rasa ini rapat-rapat dalam sanubari. Sungguh hanya
Engkaulah yang tahu. Dan biarkanlah dia merasakanya sendiri kelak, kalau aku
benar-benar ingin memillikinya atas seizin-Mu,” doaku
mengiringi kepergiannya dulu.
Dia hanya tersenyum mengangguk sembari tahu isi hatiku
sambil berlalu meninggalkan kami semua.
Kebumen, 22 Maret 2012
(Nurul
Ngaini Dihardjo)
Minggu, 05 Januari 2014
Puisi Cinta Banyolan
Dear Engkau Pendampingku,
Kita tahu
kita percaya
bahwa rasa itu tumbuh sekian lama
dan bernaung di dalam hati
menunggu detik agar mewujudkanya
menjadi kata, kalimat, lalu suara
kita percaya
bahwa rasa itu tumbuh sekian lama
dan bernaung di dalam hati
menunggu detik agar mewujudkanya
menjadi kata, kalimat, lalu suara
Aku tak peduli
bila ruang harus menyekat cinta
dan aku mencoba menyeru kepada detik
agar temukan kita di ujung hari
bila ruang harus menyekat cinta
dan aku mencoba menyeru kepada detik
agar temukan kita di ujung hari
Aku tidak peduli meski dibulan tak berbulan sekalipun
ruang masih saja menyekat cinta
dan aku masih saja mencoba menyeru kepada detik
agar temukan kita di serambi taman surga
ruang masih saja menyekat cinta
dan aku masih saja mencoba menyeru kepada detik
agar temukan kita di serambi taman surga
Minggu, 15 Desember 2013
Kamis, 03 Oktober 2013
Pengertian Nilai, Moral dan Norma
PENGERTIAN
NILAI, MORAL DAN NORMA
Selama enam puluh enam tahun perjalanan bangsa,
Pancasila telah mengalami berbagai batu ujian dan dinamika
sejarah sistem politik, sejak jaman
demokrasi parlementer, era demokrasi terpimpin,
era demokrasi Pancasila, hingga demokrasi multipartai di era reformasi
saat ini. Di setiap jaman, Pancasila harus melewati
alur dialektika peradaban yang menguji
ketangguhannya sebagai dasar filosofis bangsa
Indonesia yang terus berkembang dan tak pernah berhenti di satu titik terminal
sejarah.
Di jaman sekarang ini Pancasila seperti tersandar
di sebuah lorong sunyi, mengapa? Karena di tengah denyut kehidupan
bangsa Indonesia yang semakin hiruk-pikuk dengan demokrasi dan kebebasan
berpolitik Pancasila seolah “lenyap” dari kehidupan kita. Pertama, situasi dan lingkungan kehidupan bangsa yang
telah berubah baik di tingkat domestik, regional maupun global.
Situasi dan lingkungan kehidupan bangsa pada tahun 1945, 66 tahun yang lalu
telah mengalami perubahan yang amat nyata
pada saat ini, dan akan terus berubah
pada masa yang akan datang.
Untuk itu kita perlu melakukan reaktualisasi
(membumikan kembali), restorasi (mengembalikan) atau revitalisasi
(proses, cara, dan perbuatan menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya
kurang terberdaya) untuk itu memerlukan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, terutama dalam rangka menghadapi
berbagai permasalahan bangsa masa kini dan
masa datang dengan memerlukan solusi yang tepat, terencana
dan terarah dengan menjadikan nilai-nilai
Pancasila sebagai pemandu arah menuju hari
esok Indonesia yang lebih baik.
1.
Nilai
dan Nilai Dasar
Dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, maupun
bernegara, nilai pancasila merupakan standar hidup bangsa yang berideologi
pancasila. Nilai ini sudah pernah dikemas dan disosialisasikan melalui P4
(Pedoman, Penghayatan, dan Pengamalan Pancasila). Kita hendaknya sadar bahwa
secara historis, nilai pancasila digali dari puncak-puncak kebudayaan, nilai
agama, dan adat istiadat bangsa Indonesia sendiri, bukan dikulak dari negara lain. Nilai ini sudah ada sejak bangsa
Indonesia lahir. Oleh karena itu, sudah sepantasnya jika pancasila mendapat
predikat sebagai jiwa bangsa.
Lalu apa nilai itu? Banyak tokoh mengemukakan
definisi nilai menurut pendapat mereka masing-masing.
Menurut
Dictionary dalam Winataputra (1989), nilai adalah harga atau kualitas sesuatu.
Artinya, sesuatu dianggap memiliki nilai apabila sesuatu tersebut secara
instrinsik memang berharga.
Menurut
Purwodarminto nilai diartikan sebagai :
Harga dalam arti takaran, misal nilai
intan
Harga sesuatu, misal uang
Angka kepandaian
Kadar, mutu
Sifat atau hal yang penting, misal nilai
agama
Menurut Suyitno (1984 :
11-13),
nilai merupakan sesuatu yang kita alami sebagai ajakan dari panggilan untuk
dihadapi. Nilai mau dilaksanakan dan mendorong kita untuk bertindak. Nilai
mengarahkan perhatian serta minat kita, menarik kita keluar dari kita sendiri
ke arah apa yang bernilai.nilai berseru kepada tingkah laku dan membangkitkan
keaktifan kita.
Pendapat lain menyatakan bahwa, nilai adanya
ditentukan oleh subjek dan objek yang dinilai. Bagi aliran subyektivisme, adanya nilai
tergantung pada subjek yang menilai. Sebaliknya aliran obyektivisme menyatakan
bahwa adanya nilai terletak pada objek itu sendiri.
Nilai memiliki tingkatan tertentu, yaitu :
1.
Nilai dasar adalah nilai yang mendasari nilai instrumental,
mendasari semua aktivitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
yang tercermin di dalam Pancasila yang secara eksplisit tertuang dalam UUD
1945. Nilai dasar sifatnya sangat fundamental.
2.
Nilai instrumental merupakan manivestasi dari nilai dasar, berupa
pasal-pasal UUD 1945, perundang-undangan, ketetapan-ketetapan, dan
peraturan-peraturan lainnya yang berfungsi menjadi pedoman, kaidah, petunjuk kepada
masyarakat untuk mentaatinya.
3.
Nilai praksis merupakan penjabaran dari nilai instrumental dan
berkaitan langsung dengan kehidupan nyata, yaitu suatu kehidupan yang penuh
diwarnai oleh pertimbangan-pertimbangan tertentu yang sifatnya cenderung pada
hal yang bermanfaat dan menguntungkan.
Menurut Prof. Dr. Notonegoro, nilai
dibagi menjadi tiga yaitu :
Nilai material : nilai
yang berguna bagi jasmani manusia.
Contoh nilai material : - makanan, minuman dan pakaian
Contoh nilai material : - makanan, minuman dan pakaian
Nilai kerohanian : nilai
yang berguna bagi rohani manusia.
Contoh nilai kerohanian :
- berdzikir, mengingat Allah
- membaca Al Qur'an
- sholat
Macam-macam nilai kerohanian:
a. Nilai kebenaran
b. Nilai keindahan (estetika)
c. Nilai kebaikan atau nilai moral (etika)
Contoh nilai kerohanian :
- berdzikir, mengingat Allah
- membaca Al Qur'an
- sholat
Macam-macam nilai kerohanian:
a. Nilai kebenaran
b. Nilai keindahan (estetika)
c. Nilai kebaikan atau nilai moral (etika)
d. Nilai religius/ spiritual
Nilai vital : nilai
yang berguna bagi manusia dalam melaksanakan aktivitas.
Contoh :
Motor bagi tukang ojek
Sedangkan
Menurut Walter G. Everett, nilai dibagi menjadi lima bagian sebagai berikut:
Nilai-nilai ekonomi (economic values)
yaitu nilai-nilai yang berhubungan dengan sistem ekonomi. Hal ini berarti
nilai-nilai tersebut mengikuti harga pasar.
Nilai-nilai rekreasi (recreation values) yaitu
nilai-nilai permainan pada waktu senggang,sehingga memberikan sumbangan untuk
menyejahterakan kehidupan maupun memberikan kesegaran jasmani dan rohani.
Nilai-nilai perserikatan (association values)
yaitu nilai-nilai yang meliputi berbagai bentukperserikatan manusia dan
persahabatan kehidupan keluarga, sampai dengan tingkat internasional.
Nilai-nilai kejasmanian (body values)
yaitu nilai-nilai yang berhubungan dengan kondisi jasmani seseorang.
Nilai-nilai watak (character values)
nilai yang meliputi semua tantangan, kesalahan pribadi dan sosial termasuk
keadilan, kesediaan menolong, kesukaan pada kebenaran, dan kesediaan mengontrol
diri.
Berdasarkan uraian di muka dapat disimpulkan bahwa
pengertian dan makna nilai adalah suatu bobot/kualitas perbuatan kebaikan yang
terdapat dalam berbagai hal yang dianggap sebagai sesesuatu yang berharga,
berguna, dan memiliki manfaat. Dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila di
mahasiswa Unnes, nilai sangat penting untuk ditanamkan karena nilai bermanfaat
sebagai standar pegangan hidup.
2.
Moral
Pengertian moral,
menurut Suseno (1998) adalah ukuran baik-buruknya seseorang, baik sebagai
pribadi maupun sebagai warga masyarakat, dan warga negara. Sedangkan pendidikan
moral adalah pendidikan untuk menjadaikan anak manusia bermoral dan manusiawi.
Sedangkan
menurut Ouska dan Whellan (1997), moral adalah prinsip baik-buruk yang ada dan
melekat dalam diri individu/seseorang. Walaupun moral itu berada dalam diri
individu, tetapi moral berada dalam suatu sistem yang berwujut aturan. Moral
dan moralitas memiliki sedikit perbedaan, karena moral adalah prinsip baik-buruk
sedangkan moralitas merupakan kualitas pertimbangan baik-buruk. Dengan
demikian, hakekat dan makna moralitas bisa dilihat dari cara individu yang
memiliki moral dalam mematuhi maupun menjalankan aturan.
Menurut
Lickona ada tiga kerangka pikir moral yang dikenal dengan educating for charakter (1992)
:
Konsep moral (moral knowing) mencakup kesadaran
moral (moral awarness), pengetahuan nilai moral (knowing moral value),
pandangan ke depan (perspective talking), penalaran moral (reasoning), pengambilan
keputusan (decision making), dan pengetahuan diri (self knowledge).
Sikap moral (moral feeling) mencakup kata hati
(conscience), rasa percaya diri (self esteem), empati (emphaty), cinta kebaikan
(loving the good), pengendalian diri (self control), dan kerendahan hati (and
huminity).
Prilaku moral (moral behavior) mencakup kemampuan
(compalance), kemauan (will) dan kebiasaan (habbit).
Berdasarkan
uraian di muka, dapat disimpulkan bahwa pengertian moral/ moralitas adalah
suatu tuntutan prilaku yang baik yang dimiliki individu sebagai moralitas, yang
tercermin dalam pemikiran/konsep, sikap, dan tingkah laku. Dalam pembelajaran
Pendidikan Pancasila, moral sangat penting untuk ditanamkan pada mahasiswa,
karena proses pembelajaran Pancasila bertujuan untuk membentuk moral mahasiswa,
yaitu moral yang sesuai dengan nilai falsafah hidupnya.
3.
Norma
Dari segi bahasa Norma berasal dari
bahasa inggris yakni norm. Dalam kamus oxford norm berarti usual
or expected way of behaving yaitu norma umum yang berisi bagaimana cara
berprilaku.
Norma adalah patokan prilaku dalam satu
kelompok tertentu, norma memungkinkan sesorang untuk menentukan terlebih dahulu
bagaimana tindakannya itu akan dinilai oleh orang lain, norma juga merupakan
kriteria bagi orang lain untuk mendukung atau menolak prilaku seseorang.
Norma juga merupakan sesuatu yang
mengikat dalam sebuah kelompok masyarakat, yang pada keselanjutannya disebut
norma sosial, karena menjaga hubungan dalam bermasyarakat. Norma pada dasarnya
adalah bagian dari kebudayaan, karena awal dari sebuah budaya itu sendiri
adalah intraksi antara manusia pada kelompok tertentu yang nantinya akan
menghasilkan sesuatu yang disebut norma.
Norma terdiri dari beberapa macam/jenis,
antara lain yaitu :
Norma Agama
Norma Kesusilaan
Norma Kesopanan
Norma Kebiasaan (Habit)
Norma Hukum
Penjelasan
dan Pengertian Masing-Masing Jenis/Macam Norma Yang Berlaku Dalam Masyarakat :
Norma Agama
Adalah
suatu norma yang berdasarkan ajaran aqidah suatu agama. Norma ini bersifat
mutlak yang mengharuskan ketaatan para penganutnya. Apabila seseorang tidak
memiliki iman dan keyakinan yang kuat, orang tersebut cenderung melanggar
norma-norma agama.
Norma Kesusilaan
Norma
ini didasarkan pada hati nurani atau ahlak manusia. Melakukan pelecehan seksual
adalah salah satu dari pelanggaran dari norma kesusilan.
Norma Kesopanan
Adalah
norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku yang berlaku di masyrakat. Cara
berpakaian dan bersikap adalah beberapa contoh dari norma kesopanan.
Norma Kebiasaan (Habit)
Norma
ini merupakan hasil dari perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam
bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Orang-orang yang tidak melakukan
norma ini dianggap aneh oleh anggota masyarakat yang lain. Kegiatan melakukan
acara selamatan, kelahiran bayi dan mudik atau pulang kampung adalah contoh
dari norma ini.
Norma Hukum
Adalah
himpunan petunjuk hidup atau perintah dan larangan yang mengatur tata tertib
dalam suatu masyarakat (negara). Sangsi norma hukum bersifat mengikat dan memaksa.
Melanggar rambu-rambu lalulintas adalah salah satu contoh dari norma hukum.
Proses institualisasi norma.
Berbicara proses, institualisasi atau pengaturan norma dalam bentuk
institusi sangatlah penting di lakukan, karena tanpa dukungan sebuah lembaga,
norma seiring berjalan waktu bisa saja hilang karena di tinggalkan oleh
manusianya.
Institualisasi dewasa ini begitu menjamur, karena terjadinya deikotomi
antara satu kepercayaan dengan kepercayaan yang lain, dimana satu kepercayaan
ingin mempertahankan loyalitasnya pada masyarakat tanpa terganggu oleh
eksistensi kepercayaan lain, sehingga jalur institusi sepertinya menjadi
pilihan tepat bagi ajaran-ajaran kepercayaan yang ada. Hal ini terbukti dari
semakin banyaknya perkumpulan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa yang terdaftar pada kantor direktorat pembinaan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
Dari data di atas, dapat kita ambil persepsi, bahwa semakin hari di negara
semakin banyak ajaran baru yang bermunculan yang diikuti tentunya dengan
norma-norma yang baru, sehingga tidak menutup kemungkinan terjadi perseberangan
pendapat antara golongan-golongan yang ada. Oleh sebab itu untuk menjaga
kedamaian dalam hidup bernegara, negara penting untuk mengadakan
pengkordinasian diantara kepercayaan agar bisa terjalin komunikasi antar
golongan yang dengan hal itu akan mencegah terjadinya kesenjangan atau
perdebatan yang tidak sehat antar golongan.
Namun akibat yang akan muncul dari sebuah institualisasi, akan
tersingkirnya kesalehan simbolis dari kesalehan aktual. Kesalehan simbolis
kemudian akan memisahkan diri dari kerangka sosial massa dan menjadi kesalehan
individual, sementara kesalehan aktual menjadi kesalehan sosial-politik.
Proses internalisasi norma
Proses internalisasi dimaksudkan untuk menanamkan sesuatu atau ideologi
pada sesorang atau kelompok untuk memantapkan ideologi yang ada guna membentuk
insan yang mulia dan bertanggung jawab berdasarkan visi misi yang diemban.
Dalam menjalankan sebuah organisasi, internalisasi sangat di butuhkan
karena akan memperkuat kader yang ada dan akan mampu mempertahankan organisasi
dengan jiwa rasa memiliki pada organisasi itu sendiri. Di samping itu juga
internalisasi penting dilakukan karena membantu untuk menyempurnakan pemahaman
kader atas organisasi. Seorang ahli estetika mengatakan: “pemahaman yang
setengah tentag sebuah budaya, akan menghilangkan nilai-nilai estetika pada
budaya itu sendiri”. Dengan demikian proses internalisasi sangatlah di butuhkan
lebih-lebih dalam tatanan norma yang menjadi pedoman hidup masyarakat.
Hikzzzz.... |