Minggu, 15 Desember 2013
Kamis, 03 Oktober 2013
Pengertian Nilai, Moral dan Norma
PENGERTIAN
NILAI, MORAL DAN NORMA
Selama enam puluh enam tahun perjalanan bangsa,
Pancasila telah mengalami berbagai batu ujian dan dinamika
sejarah sistem politik, sejak jaman
demokrasi parlementer, era demokrasi terpimpin,
era demokrasi Pancasila, hingga demokrasi multipartai di era reformasi
saat ini. Di setiap jaman, Pancasila harus melewati
alur dialektika peradaban yang menguji
ketangguhannya sebagai dasar filosofis bangsa
Indonesia yang terus berkembang dan tak pernah berhenti di satu titik terminal
sejarah.
Di jaman sekarang ini Pancasila seperti tersandar
di sebuah lorong sunyi, mengapa? Karena di tengah denyut kehidupan
bangsa Indonesia yang semakin hiruk-pikuk dengan demokrasi dan kebebasan
berpolitik Pancasila seolah “lenyap” dari kehidupan kita. Pertama, situasi dan lingkungan kehidupan bangsa yang
telah berubah baik di tingkat domestik, regional maupun global.
Situasi dan lingkungan kehidupan bangsa pada tahun 1945, 66 tahun yang lalu
telah mengalami perubahan yang amat nyata
pada saat ini, dan akan terus berubah
pada masa yang akan datang.
Untuk itu kita perlu melakukan reaktualisasi
(membumikan kembali), restorasi (mengembalikan) atau revitalisasi
(proses, cara, dan perbuatan menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya
kurang terberdaya) untuk itu memerlukan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, terutama dalam rangka menghadapi
berbagai permasalahan bangsa masa kini dan
masa datang dengan memerlukan solusi yang tepat, terencana
dan terarah dengan menjadikan nilai-nilai
Pancasila sebagai pemandu arah menuju hari
esok Indonesia yang lebih baik.
1.
Nilai
dan Nilai Dasar
Dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, maupun
bernegara, nilai pancasila merupakan standar hidup bangsa yang berideologi
pancasila. Nilai ini sudah pernah dikemas dan disosialisasikan melalui P4
(Pedoman, Penghayatan, dan Pengamalan Pancasila). Kita hendaknya sadar bahwa
secara historis, nilai pancasila digali dari puncak-puncak kebudayaan, nilai
agama, dan adat istiadat bangsa Indonesia sendiri, bukan dikulak dari negara lain. Nilai ini sudah ada sejak bangsa
Indonesia lahir. Oleh karena itu, sudah sepantasnya jika pancasila mendapat
predikat sebagai jiwa bangsa.
Lalu apa nilai itu? Banyak tokoh mengemukakan
definisi nilai menurut pendapat mereka masing-masing.
Menurut
Dictionary dalam Winataputra (1989), nilai adalah harga atau kualitas sesuatu.
Artinya, sesuatu dianggap memiliki nilai apabila sesuatu tersebut secara
instrinsik memang berharga.
Menurut
Purwodarminto nilai diartikan sebagai :
Harga dalam arti takaran, misal nilai
intan
Harga sesuatu, misal uang
Angka kepandaian
Kadar, mutu
Sifat atau hal yang penting, misal nilai
agama
Menurut Suyitno (1984 :
11-13),
nilai merupakan sesuatu yang kita alami sebagai ajakan dari panggilan untuk
dihadapi. Nilai mau dilaksanakan dan mendorong kita untuk bertindak. Nilai
mengarahkan perhatian serta minat kita, menarik kita keluar dari kita sendiri
ke arah apa yang bernilai.nilai berseru kepada tingkah laku dan membangkitkan
keaktifan kita.
Pendapat lain menyatakan bahwa, nilai adanya
ditentukan oleh subjek dan objek yang dinilai. Bagi aliran subyektivisme, adanya nilai
tergantung pada subjek yang menilai. Sebaliknya aliran obyektivisme menyatakan
bahwa adanya nilai terletak pada objek itu sendiri.
Nilai memiliki tingkatan tertentu, yaitu :
1.
Nilai dasar adalah nilai yang mendasari nilai instrumental,
mendasari semua aktivitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
yang tercermin di dalam Pancasila yang secara eksplisit tertuang dalam UUD
1945. Nilai dasar sifatnya sangat fundamental.
2.
Nilai instrumental merupakan manivestasi dari nilai dasar, berupa
pasal-pasal UUD 1945, perundang-undangan, ketetapan-ketetapan, dan
peraturan-peraturan lainnya yang berfungsi menjadi pedoman, kaidah, petunjuk kepada
masyarakat untuk mentaatinya.
3.
Nilai praksis merupakan penjabaran dari nilai instrumental dan
berkaitan langsung dengan kehidupan nyata, yaitu suatu kehidupan yang penuh
diwarnai oleh pertimbangan-pertimbangan tertentu yang sifatnya cenderung pada
hal yang bermanfaat dan menguntungkan.
Menurut Prof. Dr. Notonegoro, nilai
dibagi menjadi tiga yaitu :
Nilai material : nilai
yang berguna bagi jasmani manusia.
Contoh nilai material : - makanan, minuman dan pakaian
Contoh nilai material : - makanan, minuman dan pakaian
Nilai kerohanian : nilai
yang berguna bagi rohani manusia.
Contoh nilai kerohanian :
- berdzikir, mengingat Allah
- membaca Al Qur'an
- sholat
Macam-macam nilai kerohanian:
a. Nilai kebenaran
b. Nilai keindahan (estetika)
c. Nilai kebaikan atau nilai moral (etika)
Contoh nilai kerohanian :
- berdzikir, mengingat Allah
- membaca Al Qur'an
- sholat
Macam-macam nilai kerohanian:
a. Nilai kebenaran
b. Nilai keindahan (estetika)
c. Nilai kebaikan atau nilai moral (etika)
d. Nilai religius/ spiritual
Nilai vital : nilai
yang berguna bagi manusia dalam melaksanakan aktivitas.
Contoh :
Motor bagi tukang ojek
Sedangkan
Menurut Walter G. Everett, nilai dibagi menjadi lima bagian sebagai berikut:
Nilai-nilai ekonomi (economic values)
yaitu nilai-nilai yang berhubungan dengan sistem ekonomi. Hal ini berarti
nilai-nilai tersebut mengikuti harga pasar.
Nilai-nilai rekreasi (recreation values) yaitu
nilai-nilai permainan pada waktu senggang,sehingga memberikan sumbangan untuk
menyejahterakan kehidupan maupun memberikan kesegaran jasmani dan rohani.
Nilai-nilai perserikatan (association values)
yaitu nilai-nilai yang meliputi berbagai bentukperserikatan manusia dan
persahabatan kehidupan keluarga, sampai dengan tingkat internasional.
Nilai-nilai kejasmanian (body values)
yaitu nilai-nilai yang berhubungan dengan kondisi jasmani seseorang.
Nilai-nilai watak (character values)
nilai yang meliputi semua tantangan, kesalahan pribadi dan sosial termasuk
keadilan, kesediaan menolong, kesukaan pada kebenaran, dan kesediaan mengontrol
diri.
Berdasarkan uraian di muka dapat disimpulkan bahwa
pengertian dan makna nilai adalah suatu bobot/kualitas perbuatan kebaikan yang
terdapat dalam berbagai hal yang dianggap sebagai sesesuatu yang berharga,
berguna, dan memiliki manfaat. Dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila di
mahasiswa Unnes, nilai sangat penting untuk ditanamkan karena nilai bermanfaat
sebagai standar pegangan hidup.
2.
Moral
Pengertian moral,
menurut Suseno (1998) adalah ukuran baik-buruknya seseorang, baik sebagai
pribadi maupun sebagai warga masyarakat, dan warga negara. Sedangkan pendidikan
moral adalah pendidikan untuk menjadaikan anak manusia bermoral dan manusiawi.
Sedangkan
menurut Ouska dan Whellan (1997), moral adalah prinsip baik-buruk yang ada dan
melekat dalam diri individu/seseorang. Walaupun moral itu berada dalam diri
individu, tetapi moral berada dalam suatu sistem yang berwujut aturan. Moral
dan moralitas memiliki sedikit perbedaan, karena moral adalah prinsip baik-buruk
sedangkan moralitas merupakan kualitas pertimbangan baik-buruk. Dengan
demikian, hakekat dan makna moralitas bisa dilihat dari cara individu yang
memiliki moral dalam mematuhi maupun menjalankan aturan.
Menurut
Lickona ada tiga kerangka pikir moral yang dikenal dengan educating for charakter (1992)
:
Konsep moral (moral knowing) mencakup kesadaran
moral (moral awarness), pengetahuan nilai moral (knowing moral value),
pandangan ke depan (perspective talking), penalaran moral (reasoning), pengambilan
keputusan (decision making), dan pengetahuan diri (self knowledge).
Sikap moral (moral feeling) mencakup kata hati
(conscience), rasa percaya diri (self esteem), empati (emphaty), cinta kebaikan
(loving the good), pengendalian diri (self control), dan kerendahan hati (and
huminity).
Prilaku moral (moral behavior) mencakup kemampuan
(compalance), kemauan (will) dan kebiasaan (habbit).
Berdasarkan
uraian di muka, dapat disimpulkan bahwa pengertian moral/ moralitas adalah
suatu tuntutan prilaku yang baik yang dimiliki individu sebagai moralitas, yang
tercermin dalam pemikiran/konsep, sikap, dan tingkah laku. Dalam pembelajaran
Pendidikan Pancasila, moral sangat penting untuk ditanamkan pada mahasiswa,
karena proses pembelajaran Pancasila bertujuan untuk membentuk moral mahasiswa,
yaitu moral yang sesuai dengan nilai falsafah hidupnya.
3.
Norma
Dari segi bahasa Norma berasal dari
bahasa inggris yakni norm. Dalam kamus oxford norm berarti usual
or expected way of behaving yaitu norma umum yang berisi bagaimana cara
berprilaku.
Norma adalah patokan prilaku dalam satu
kelompok tertentu, norma memungkinkan sesorang untuk menentukan terlebih dahulu
bagaimana tindakannya itu akan dinilai oleh orang lain, norma juga merupakan
kriteria bagi orang lain untuk mendukung atau menolak prilaku seseorang.
Norma juga merupakan sesuatu yang
mengikat dalam sebuah kelompok masyarakat, yang pada keselanjutannya disebut
norma sosial, karena menjaga hubungan dalam bermasyarakat. Norma pada dasarnya
adalah bagian dari kebudayaan, karena awal dari sebuah budaya itu sendiri
adalah intraksi antara manusia pada kelompok tertentu yang nantinya akan
menghasilkan sesuatu yang disebut norma.
Norma terdiri dari beberapa macam/jenis,
antara lain yaitu :
Norma Agama
Norma Kesusilaan
Norma Kesopanan
Norma Kebiasaan (Habit)
Norma Hukum
Penjelasan
dan Pengertian Masing-Masing Jenis/Macam Norma Yang Berlaku Dalam Masyarakat :
Norma Agama
Adalah
suatu norma yang berdasarkan ajaran aqidah suatu agama. Norma ini bersifat
mutlak yang mengharuskan ketaatan para penganutnya. Apabila seseorang tidak
memiliki iman dan keyakinan yang kuat, orang tersebut cenderung melanggar
norma-norma agama.
Norma Kesusilaan
Norma
ini didasarkan pada hati nurani atau ahlak manusia. Melakukan pelecehan seksual
adalah salah satu dari pelanggaran dari norma kesusilan.
Norma Kesopanan
Adalah
norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku yang berlaku di masyrakat. Cara
berpakaian dan bersikap adalah beberapa contoh dari norma kesopanan.
Norma Kebiasaan (Habit)
Norma
ini merupakan hasil dari perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam
bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Orang-orang yang tidak melakukan
norma ini dianggap aneh oleh anggota masyarakat yang lain. Kegiatan melakukan
acara selamatan, kelahiran bayi dan mudik atau pulang kampung adalah contoh
dari norma ini.
Norma Hukum
Adalah
himpunan petunjuk hidup atau perintah dan larangan yang mengatur tata tertib
dalam suatu masyarakat (negara). Sangsi norma hukum bersifat mengikat dan memaksa.
Melanggar rambu-rambu lalulintas adalah salah satu contoh dari norma hukum.
Proses institualisasi norma.
Berbicara proses, institualisasi atau pengaturan norma dalam bentuk
institusi sangatlah penting di lakukan, karena tanpa dukungan sebuah lembaga,
norma seiring berjalan waktu bisa saja hilang karena di tinggalkan oleh
manusianya.
Institualisasi dewasa ini begitu menjamur, karena terjadinya deikotomi
antara satu kepercayaan dengan kepercayaan yang lain, dimana satu kepercayaan
ingin mempertahankan loyalitasnya pada masyarakat tanpa terganggu oleh
eksistensi kepercayaan lain, sehingga jalur institusi sepertinya menjadi
pilihan tepat bagi ajaran-ajaran kepercayaan yang ada. Hal ini terbukti dari
semakin banyaknya perkumpulan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa yang terdaftar pada kantor direktorat pembinaan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
Dari data di atas, dapat kita ambil persepsi, bahwa semakin hari di negara
semakin banyak ajaran baru yang bermunculan yang diikuti tentunya dengan
norma-norma yang baru, sehingga tidak menutup kemungkinan terjadi perseberangan
pendapat antara golongan-golongan yang ada. Oleh sebab itu untuk menjaga
kedamaian dalam hidup bernegara, negara penting untuk mengadakan
pengkordinasian diantara kepercayaan agar bisa terjalin komunikasi antar
golongan yang dengan hal itu akan mencegah terjadinya kesenjangan atau
perdebatan yang tidak sehat antar golongan.
Namun akibat yang akan muncul dari sebuah institualisasi, akan
tersingkirnya kesalehan simbolis dari kesalehan aktual. Kesalehan simbolis
kemudian akan memisahkan diri dari kerangka sosial massa dan menjadi kesalehan
individual, sementara kesalehan aktual menjadi kesalehan sosial-politik.
Proses internalisasi norma
Proses internalisasi dimaksudkan untuk menanamkan sesuatu atau ideologi
pada sesorang atau kelompok untuk memantapkan ideologi yang ada guna membentuk
insan yang mulia dan bertanggung jawab berdasarkan visi misi yang diemban.
Dalam menjalankan sebuah organisasi, internalisasi sangat di butuhkan
karena akan memperkuat kader yang ada dan akan mampu mempertahankan organisasi
dengan jiwa rasa memiliki pada organisasi itu sendiri. Di samping itu juga
internalisasi penting dilakukan karena membantu untuk menyempurnakan pemahaman
kader atas organisasi. Seorang ahli estetika mengatakan: “pemahaman yang
setengah tentag sebuah budaya, akan menghilangkan nilai-nilai estetika pada
budaya itu sendiri”. Dengan demikian proses internalisasi sangatlah di butuhkan
lebih-lebih dalam tatanan norma yang menjadi pedoman hidup masyarakat.
Hikzzzz.... |
Senin, 23 September 2013
ARTIKEL PADUAN IPTEK DAN SENI
MANAJEMEN
“PADUAN IPTEK DAN SENI”
Oleh
Nurul Ngaini
Pada dasarnya manusia telah diberi
akal dan nafsu oleh Alloh SWT, akal dan nafsu inilah yang mendorong manusia
untuk menciptakan sesuatu yang dapat mewujudkan cita-cita dan penghargaanya.
Dalam mewujudkan cita-cita tersebut manusia telah menciptakan iptek dan seni sebagai salah satu sarana sehingga sejak saat itu
kehidupan manusia mulai berubah. Selain itu iptek dan seni juga telah
mempengaruhi peradaban manusia dalam kehidupanya terutama dalam budaya.IPTEK???Mungkin diantara kita masih ada yang belum mengetahui apa itu IPTEK??
IPTEK ialah sebuah sumber informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan
dan wawasan seseorang dibidang teknologi. Dengan kata lain, IPTEK
merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknologi, baik itu penemuan
terbaru tentang teknologi ataupun perkembangan dibidang teknologi. Contoh
perkembangan IPTEK adalah Smartphone, BB, FB, Twitter, Robot pelayan, Laptop,
internet dll. Seiring berkembangnya IPTEK inilah dapat menimbulkan efek negatif
dan positif.
Ø Efek
negatif dari iptek :
- IPTEK bisa merusak moral, dimana Internet menjadi
media IPTEK yang dapat mempengaruhi moral seseorang. Misalnya, konten porno,
dll.
- IPTEK membuat orang semakin malas, IPTEK
mempunyai tujuan mempermudah/memanjakan manusia. Jadi manusia kini semakin
malas karena sudah ada teknologi yang dapat menggantikan dirinya bekerja.
- IPTEK menimbulkan perpecahan dan peperangan.
Perkembangan IPTEK di dunia pertahanan dan keamanan telah menciptakan mesin
pembunuh yang sangat mematikan.
Ø Selain
sisi negatif, IPTEK juga mempunyai sisi positif, diantaranya adalah sebagai
berikut :
- IPTEK mampu meringankan masalah yang dihadapi
manusia.
- IPTEK mengurangi pemakaian bahan – bahan alami
yang semakin langka.
- IPTEK membuat segala sesuatunya menjadi lebih
cepat
- IPTEK membawa manusia kearah lebih modern.
SENI ???
Dewasa ini, seni dapat diartikan
sebagai intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Cabang seni ada lima yaitu
: Seni Tari/gerak, Seni Rupa, Seni Suara/Vocal/Musik, Seni Sastra, dan Seni
Teater/drama . Seni tidak akan terlepas dari perkembangan kehidupan manusia
bahkan semakin kian beragam .
Bagaimana
perpaduan IPTEK dan seni???
Dari pengertian yang telah dijabarkan diatas
dapat disimpulkan bahwa IPTEKS (ilmu pengetahuan teknologi dan seni) adalah
segala sesuatu yang diketahui oleh manusia di segala bidang yang tersusun
secara sistematis, dapat di gunakan untuk menjelaskan gejala-gejala di alam
dengan menggunakan teknologi-teknologi yang ada, dan tak lepas dari kegiatan
rohani yang menimbulkan cipta, rasa, dan karsa. Secara singkat, IPTEKS berarti
ilmu pengetahuan mengenai teknologi yang dikembangkan oleh manusia dan
berbasiskan pada seni.
IPTEK dan seni tidak akan lepas
dari kehidupan manusia dari waktu ke waktu karena dari manusialah IPTEK dan
seni itu lahir, dan menjadikan paduan IPTEK dan seni itu ada. Hidup tiada indah
tanpa seni begitupun IPTEK, IPTEK tanpa seni hanyalah sebuah karya tanpa nilai
estetika. Begitupun sebaliknya kehidupan tanpa IPTEK adalah nol besar.
Dan dari sini lah dapat kita
lihat paduan antara IPTEK dan seni itu sendiri antara lain sebagai contoh :
1. IPTEK dan seni menjaga kemampuan keseimbangan antara otak kiri dan kanan (seni)
2. Dengan menguasai seni setiap orang dapat mengembangkan sikap toleransi dalam kehidupan masyarakat yang majemuk serta mengembangkan kemampuan imajinatif intelektual, ekspresi, kepekaan rasa, dan ketrampilan guna menerapkan teknologi dalam berkreasi dan memamerkan hasil karya seninya.
3. Seni merupakan unsur penting untuk melengkapi produk IPTEK, sebagai contoh: Dalam menulis suatu karya sastra (puisi, cerita, artikel dsb) akan dipandang sebelah mata jika tidak menggunakan seni (pemilihan kata yang bagus, pengungkapan, gaya bahasa dsb) karena sekilas sudah dianggap tidak menarik.
1. IPTEK dan seni menjaga kemampuan keseimbangan antara otak kiri dan kanan (seni)
2. Dengan menguasai seni setiap orang dapat mengembangkan sikap toleransi dalam kehidupan masyarakat yang majemuk serta mengembangkan kemampuan imajinatif intelektual, ekspresi, kepekaan rasa, dan ketrampilan guna menerapkan teknologi dalam berkreasi dan memamerkan hasil karya seninya.
3. Seni merupakan unsur penting untuk melengkapi produk IPTEK, sebagai contoh: Dalam menulis suatu karya sastra (puisi, cerita, artikel dsb) akan dipandang sebelah mata jika tidak menggunakan seni (pemilihan kata yang bagus, pengungkapan, gaya bahasa dsb) karena sekilas sudah dianggap tidak menarik.
Manajemen,
paduan iptek dan seni. Apa ituu???
Mary Parker Folllett
mendefinisikan “manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui
orang lain. Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno yaitu ménagement, yang
memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Karenanya, manajemen dapat
diartikan sebagai ilmu dan seni tentang upaya untuk memanfaatkan semua sumber
daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Manajemen
dipandang dari berbagai perpektif yang ada, mempunyai dasar yang kuat yang
tidak terlepas dari perpaduan antara ilmu dan seni. Manajemen sebagai suatu
seni, disini memandang bahwa di dalam mencapai suatu tujuan diperlukan kerja
sama dengan orang lain. Intinya bagaimana cara memerintahkan pada orang lain
agar mau bekerja sama. Pada hakekatnya kegiatan manusia pada umumnya adalah
managing ( mengatur ) untuk mengatur disini diperlukan suatu seni, bagaimana
orang lain memerlukan pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama. Seni dalam
manajemen yaitu membentuk manusia menjadi lebih kreatif, inovatif, aktif dan
efektif.
Lalu apa kaitannya antara manajemen, iptek,
dan seni? Secara nalar bisa kita simpulkan bahwa manajemen adalah sebuah ilmu
seni, ilmu seni yang membutuhkan iptek dalam perkembangan dan kemajuannya.
Manajemen tidak akan bisa berjalan tanpa adanya suatu iptek sebagai pendukung,
sedangkan untuk bisa menjadi pendukung yang baik dalam manajemen iptek
memerlukan sentuhan seni yang kreatif untuk menghasilkan manajemen yang unggul.
Begitulah manajemen yang baik.